Banda Aceh – Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 dipusatkan di Taman Sulthanah Safiatuddin. Sebelum event lima tahunan itu berlangsung, yuk berkeliling dulu ke Taman Ratu Safiatuddin untuk mengenal tempat itu lebih jauh.
Taman terletak di Jalan Teuku Nyak Arief, Desa Lampriet, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, ini menjadi destinasi wisata yang kerap dikunjungi oleh turis lokal Aceh. Taman tersebut dibangun sebagai penghormatan terhadap jasa Ratu Safiatuddin, putri Sultan Iskandar Muda yang terkenal cerdik dan berbakat dalam kesusasteraan.
Bila berwisata ke Taman Ratu Safiatuddin, anda akan menemukan 23 rumah adat khas Aceh yang dibangun di dalam kompleks. Setiap rumah memiliki desain dan bentuk berbeda. Ada rumah dibangun dengan beton ada pula yang mempertahankan bentuk aslinya dari kayu.
Pengunjung ke sana dapat melihat lebih dekat bentuk rumah-rumah adat Serambi Mekah. Di setiap rumah biasanya ada penjaga sehingga ada diizinkan masuk ke dalam untuk melihat isinya.
Anda yang belum berkesempatan berkeliling Aceh, sangat direkomendasikan untuk singgah di Taman Ratu Safiatuddin. Di sana anda dapat berkeliling 23 kabupaten/kota dengan mengunjungi rumah adat.
Rumah adat tersebut merupakan wujud keberagaman suku dan budaya yang tumbuh dalam masyarakat Aceh. Saat ini, rumah adat itu dijadikan anjongan saat ada kegiatan yang digelar tingkat provinsi.
Saat ini di depan gerbang masuk ke Taman Ratu juga sudah dibikin tempat permainan anak-anak. Lokasi tersebut sudah tergolong ramah anak sehingga pengunjung yang membawa anak dapat mengajak si buah hati bermain dulu sebelum berkeliling ke dalam.
Taman Ratu Safiatuddin sendiri diresmikan Presiden RI Megawati Soekarno Putri pada saat pembukaan Pekan Kebudayaan Aceh yang ke-IV. Meskipun belum sepopuler destinasi wisata lainnya di Aceh, Taman Ratu Safiatuddin memiliki potensi yang tidak bisa diabaikan.
Taman ini juga dilengkapi dengan panggung utama yang sering digunakan oleh pemerintah, swasta, maupun komunitas seni untuk menyelenggarakan acara kebudayaan atau seni. Selain itu, taman ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti toilet umum, tempat sampah, tempat parkir, dan mushalla.
Nama Taman Ratu Safiatuddin diambil dari sosok Ratu Safiatuddin yang memerintah Kerajaan Aceh selama 35 tahun setelah kematian suaminya, Iskandar Tsani.
Sempat terjadi pertentangan di kalangan ulama yang tidak menyetujui perempuan menjadi pemimpin. Akhirnya oleh Nuruddin Ar Raniri, seorang ulama besar dari Aceh berhasil menengahi pertentangan tersebut. Ratu Safiatuddin akhirnya naik tahta dengan gelar Paduka Sri Sultana Ratu Safiatuddin Tajul Alam Shah Johan Berdaulat Zillu’ilahi Fi’l Alam.
Ratu Safiatuddin juga turut berperang dalam Perang Malaka pada tahun 1639 M. Untuk menghormati jasanya, pemerintah Aceh membangun taman ini sebagai wujud pengabdian kepada sosok yang sangat berjasa bagi Aceh.
Tahun ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh akan menggelar Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Ratu Safiatuddin. Event empat tahunan bertema besar Jalur Rempah akan digelar di empat lokasi.
“PKA ke-8 akan kita lakukan 19-28 Agustus. Hal menariknya, kita gak berpusat di satu atau dua titik tapi kita pecahkan empat titik dengan tiga tema,” kata Kepala Disbudpar Aceh Aceh Almuniza Kamal kepada wartawan beberapa waktu lalu.
PKA ke-8 mengusung tema besar yakni Jalur Rempah. Sementara tiga sub-tema yakni ‘Aceh Masa Lalu’ akan digelar di Taman Ratu Saifuddin dan Lapangan Tugu Darussalam.
Sub-tema ‘Aceh Masa Kini’ direncanakan digelar di Blang padang dan ‘Aceh Masa Depan’ dilaksanakan di Stadion Harapan Bangsa, Aceh. Almuniza menambahkan, lokasi PKA tidak lagi difokuskan di satu titik agar tidak terjadi kerumunan pengunjung.
“Kalau kita buat di Taman Ratu akan padat, nilai kebudayaan tidak dapat malah kerumunan yang ada,” jelasnya.
Menurutnya, setelah pagelaran PKA digelar, Disbudpar Aceh berencana membenahi Taman Ratu sehingga selalu difungsikan. Selama ini, tempat tersebut hanya berfungsi ketika ada kegiatan saja.
Almuniza menargetkan taman itu selalu dikunjungi warga layaknya Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta. Bila sudah direnovasi, keberadaan taman itu juga bakal lebih banyak dilirik wisatawan.
“Jangan hanya jadi bangunan yg dimanfaatkan empat tahun sekali,” ujarnya.
Bagi Anda yang ingin menikmati pemandangan berbagai bentuk rumah adat Aceh, Anda dapat mengunjungi Taman Ratu Safiatuddin setiap hari dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB menjelang magrib. Yang lebih menyenangkan lagi, masuk ke taman ini tidak dikenakan biaya alias gratis..