Banda Aceh – Badan Reintegrasi Aceh (BRA) menggelar pelatihan teknik peningkatan kue untuk masyarakat korban konflik di Kabupaten Aceh Besar. Pelatihan ini diikuti 50 peserta dan berlangsung selama dua hari, 20-21 Desember di Banda Aceh.
Pelatihan tersebut merupakan program usulan Ketua BKD DPR Aceh Sulaiman yang ditempatkan di BRA.
Ketua BRA Suhendri yang diwakili Deputi 3 Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, Ahmarullah mengatakan, pelatihan tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen BRA untuk membuka jalan kesejahteraan bagi masyarakat korban konflik yang ada di Aceh Besar.
“Salah satu fungsi dan peran BRA adalah reintegrasi dan penguatan perdamaian dalam menjalankan reintegrasi dan penguatan perdamaian, salah satu program unggulan dari BRA merupakan pemberdayaan ekonomi untuk mantan kompatan GAM, Tapol/Napol dan mayarakat korban konflik,” kata Ahmarullah saat membuka acara, Rabu (20/12/2023).
Menurut Ahmarullah, pelatihan itu merupakan wujud dan implementasi dari tugas dan fungsi BRA, yakni pemberdayaan mayarakat korban konflik.
Ia menjelaskan bahwa kesejahteraan masyarakat merupakan kunci utama dalam merawat perdamaian di Aceh. Karena, menurutnya, jika masyarakat belum sejahtera, maka segala potensi konflik masih dapat terjadi kapanpun dan bagaimanapun bentuknya.
Sebagai daerah bekas konflik, Ahmarullah menegaskan kesejahteraan masih menjadi tanggung jawab bersama untuk kebangkitan ekonomi masyarakat Aceh.
“Jadi acara kita pada hari ini adalah juga salah satu untuk kebangkitan ekonomi,” kata Ahmarullah.
Ia berharap para peserta untuk mengikuti pelatihan tersebut dengan serius, sehingga nantinya bisa diimplementasikan dalam berwirausaha di tempat masing-masing.
“Di kesempatan ini, kami juga mengapresiasi Bapak Sulaiman yang sudah menginisiasi program ini, kami BRA sangat mendukung,” pungkasnya.