Saatnya Kita All Out Untuk Ramadhan

Ramadhan
Muhammad Nasril (foto: istimewa)

Penulis: Muhammad Nasril Lc MA

BEBERAPA hari lalu kita baru saja melewati event besar di negara ini, yaitu pemilihan presiden dan juga pemilihan legislatif. Tentu banyak tenaga, pikiran, waktu dan juga harta terkuras, fokus dan semua all in kesana. Pesta rakyat itu kini telah berakhir, kita do’akan siapapun pemenangnya semoga menjadi pemimpin amanah dan negara ini menjadi _baldatun tayyibatun WA rabbulghafur_.

Kini kita telah berada di akhir bulan Sya’ban. Artinya sebentar lagi kita juga akan bertemu dengan even yang sangat besar yaitu Ramadhan, bulan istimewa yang sangat dinantikan oleh seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia.

Ia merupakan tamu agung, lebih dari segala even besar yang ada atau lebih penting dari tamu penting lainnya. Ramadhan merupakan anugerah Allah yang luar biasa, peluang dan jalan mempersiapkan masa depan kita di dunia dan akhirat.

Seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari betapa sibuknya kita melakukan persiapan untuk menyukseskan sebuah even besar. Sejatinya, dalam menyambut Ramadhan, kita juga harus bersikap seperti itu, kita harus all out untuk Ramadan, bahkan persiapan yang dilakukan harus lebih matang.

Perlu diketahui untuk mencapai sesuatu yang baik dan hasil yang maksimal, maka kita juga harus mempersiapkannya dan menempuh dengan cara yang terbaik pula. Sungguh tawaran bonus dari Ramadhan ini luar biasa. Akan tetapi semua itu akan sia-sia saja, jika kita tidak memanfaatkannya dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Maka, kalau kita ingin Ramadhan kali ini lebih maksimal, lebih sukses dan lebih berkah tentu kita juga harus melakukan berbagai persiapan sejak awal demi mencapai tujuan tersebut dan mempersiapkan segala bekal untuk menyambutnya. Sehingga, saat ia tiba kita bisa melayaninya dengan pelayanan sempurna.

Mari bercontoh kepada para sahabat radhiyallahu anhum dan ulama-ulama terdahulu dalam menyambut Ramadhan. Mereka senantiasa menyambutnya dengan bahagia, persiapan mental dan spiritual yang mantap. Bahkan, jauh hari mereka telah berdoa “Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadan.”

Syeikh Ramadan al Buthi mengatakan bahwa ramadhan bulan penuh berkah dan merupakan bulan Alquran, Allah telah memuliakan kita dengan ditunjukkannya suatu bulan yang diagungkan, dan itu adalah anugerah yang sangat indah. Maka menurutnya Hal pertama yang sepatutnya dilakukan dalam menyambut bulan ini adalah taubat. Taubat dari segala hal kotor, kemaksiatan, dan perbuatan dosa.

Berbagai keutamaan yang terdapat dalam bulan Ramadan tentunya telah banyak disampaikan melalui ceramah, bacaan, dan berbagai sarana media lainnya. Sehingga akan terasa tawar jika keutamaan yang begitu besar tidak dinikmati dan kita upayakan dengan sempurna.

Prof. DR Wahbah az Zuhaili mengatakan, Ramadan merupakan bulan paling mulia. Pada bulan ini permulaan Alquran diturunkan, dia merupakan bulan ketaatan, ibadah, dan perbuatan baik. Ramadan juga bulan penuh ampunan, rahmat, dan keridhaan.

Dalam bulan ini, terdapat Lailatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan. Ramadan juga sarana bagi seorang mukmin untuk memperbaiki perilakunya, ibadahnya, menata urusan dunianya, serta kesempatan terkabulnya doa.

Ada banyak hadits yang menjelaskan berbagai keutamaan Ramadan, salah satunya adalah sabda Rasulullah SAW: ”Kalau saja manusia tahu apa yang terdapat pada bulan Ramadan, pastilah mereka berharap Ramadan itu selama satu tahun.” (HR Thabrani).

Namun, kebanyakan kita sering lupa bahwa Ramadan adalah bulan agung yang pahala ibadah sunat seperti wajib, pahala berlipat ganda dan berbagai keutamaan lainnya. Sikap lupa ini membuat kita menyambut tamu agung ini begitu saja, tanpa ada persiapan yang matang.

Lalu, bagaimana dengan ramadhan tahun ini, akankah menjadi berbeda dari sebelumnya dan lebih fokus beribadah atau kita akan membiarkannya berlalu begitu saja seperti Ramadan-Ramadan sebelumnya?

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus kita lakukan sebagai bekal dalam menyambut Ramadan, mulai dari persiapan sebelum datangnya Ramadan dan apa yang kita lakukan saat berada di dalam bulan Ramadan.

Bekal pertama adalah persiapan spiritual dan jasmani. Yaitu, memperbanyak ibadah-ibadah sebelum memasuki Ramadan, seperti zikir, istighfar, puasa pada bulan Rajab dan Sya’ban, memohon ampun kepada Allah (Taubat), dan juga yang paling penting saling memaafkan sesama manusia dan berdoa kepada Allah agar dipertemukan dengan bulan Ramadan ini.

Bekal ini sangat penting, karena kalau jiwa (spritual) bagus dan hati sudah bersih akan menjadi modal awal menyambut Ramadan dengan gegap gempita.

Kemudian bekal yang kedua yaitu persiapan fisik agar tetap sehat sehingga bisa melaksanakan ibadah dengan maksimal seperti puasa, tilawah, qiyamul lail (tarawih), dan lain-lain yang sangat membutuhkan kesehatan jasmani.

Adapun bekal ketiga adalah persiapan ilmu, dengan cara mempelajari dan mengkaji kembali fiqih shiam (puasa), zakat, i’tikaf, dan lain-lainnya. Agar dalam pelaksanaan ibadah selama Ramadan bisa berjalan dengan baik dan sempurna sesuai tuntutan didasari pada pemahaman yang baik, tidak sekedar ikut-ikutan. Mulai hari ini dan hari hari berikutnya senantiasa mengaji atau mengulang kaji tentang Ramadhan dan Fiqh Puasa.

Selanjutnya, persiapan yang keempat yaitu persiapan harta (Maal), yaitu sebelum Ramadan sudah mempersiapkan bekal dalam bentuk materi untuk menyambut Ramadan, dengan tujuan dapat terpenuhi kebutuhan sehari-hari selama Ramadan, kemudian bisa untuk bersedekah dan bahkan kalau memungkinkan juga bisa menyediakan atau memberi bukaan kepada orang lain yang berpuasa.

Kemudian bekal yang kelima adalah perencanaan yang matang, menyusun schedule/jadwal dan target yang ingin dicapai dalam Ramadan. Boleh juga dibuat dalam bentuk cek lis seperti target berapa kali khatam Alquran, jadwal evaluasi salat jama’ah, qiyamul lail, sedekah, dan lainnya. Hal ini bertujuan agar kita lebih mudah untuk mengontrol dan sebagai alarm bagi diri kita masing-masing.

Selanjutnya mari sambut Ramadan 1445 H dengan bekal sempurna, memiliki tekad yang kuat, semangat baru, hidup lebih berwarna dan lebih bermanfaat agar dapat meraih berbagai fadhilah (keutamaan) Ramadhan dan juga gelar Master Of Taqwa (M. Tq) yang dijanjikan Allah.[]

Muhammad Nasril Lc MA (ASN Kemenag Aceh Besar, Mahasiswa S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Program BIB Kemenag-LPDP)

Exit mobile version