9 Pahlawan yang Menjadi Nama Jalan di Banda Aceh

pahlawan Aceh
Foto: Disbudpar Aceh

Banda Aceh – Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh, adalah kota yang kaya akan sejarah dan budaya. Salah satu cara untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa pahlawan adalah dengan memberikan nama jalan di kota ini sesuai dengan nama mereka.

Dalam artikel ini, selagi.id akan menjelaskan beberapa nama pahlawan yang diabadikan menjadi nama jalan di Banda Aceh. Tulisan ini dirangkum dari berbagai sumber.

1. Tengku Chik di Tiro

Tengku Chik di Tiro adalah seorang pahlawan nasional yang dikenal sebagai pejuang kemerdekaan Aceh. Ia memimpin perlawanan melawan penjajah Belanda pada awal abad ke-20. Nama Tengku Chik di Tiro diabadikan menjadi nama jalan utama di Banda Aceh, yang menghubungkan beberapa daerah penting di kota ini.

Jalan Teuku Chik Ditiro terletak di kawasan Peuniti dari arah Simpang Surabaya menuju Masjid Raya Baiturrahman atau sebaliknya.

2. Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien adalah seorang pahlawan wanita yang terkenal dalam sejarah perjuangan Aceh. Ia merupakan istri dari Teuku Umar, seorang panglima perang Aceh. Setelah suaminya meninggal dalam pertempuran, Cut Nyak Dhien melanjutkan perjuangan melawan penjajah Belanda. Nama Cut Nyak Dhien diabadikan menjadi nama jalan di Banda Aceh sebagai penghormatan atas perjuangannya yang gigih.

Jalan Cut Nyak Dhien terletak dari Simpang 3 Setui hingga Simpang Dodik. Jalan ini meliputi kantor BPJS Kesehatan hingga Ditlantas Polda Aceh.

3. Teuku Umar

Teuku Umar adalah seorang pahlawan nasional yang juga merupakan suami dari Cut Nyak Dhien. Ia adalah panglima perang yang berani dan gigih dalam melawan penjajah Belanda. Nama Teuku Umar diabadikan menjadi nama jalan di Banda Aceh sebagai tanda penghargaan atas jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Aceh.

Jalan Teuku Umar terletak di Setui.

4. Sultan Iskandar Muda

Sultan Iskandar Muda adalah seorang sultan Aceh yang terkenal pada abad ke-17. Ia merupakan penguasa yang bijaksana dan berhasil memperluas kekuasaan Aceh hingga ke wilayah Malaysia dan Thailand. Nama Sultan Iskandar Muda diabadikan menjadi nama jalan di Banda Aceh sebagai penghormatan atas kepemimpinannya yang cemerlang.

Jalan Sultan Iskandar Muda terletak dari Blang Padang menuju Ulee Lheue atau sebaliknya.

5. Cut Meutia

Cut Nyak Meutia adalah seorang pahlawan wanita Aceh yang berjuang melawan penjajah Belanda pada awal abad ke-20. Ia merupakan salah satu tokoh perlawanan yang paling dihormati dan dikenal karena keberaniannya dalam bertempur. Nama Cut Nyak Meutia diabadikan menjadi nama jalan di Banda Aceh sebagai penghormatan atas perjuangannya yang berani.

Jalan ini berlokasi di depan Polresta Banda Aceh, Bank Indonesia, Kejari Banda Aceh dan sejumlah pertokoan.

6. Pocut Baren

Pocut Baren adalah seorang pahlawan wanita Aceh yang terkenal karena keberaniannya dalam melawan penjajah Belanda. Ia memimpin pasukan Aceh dalam pertempuran melawan Belanda dan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Nama Pocut Baren diabadikan menjadi nama jalan di Banda Aceh sebagai penghormatan atas peran pentingnya dalam perjuangan kemerdekaan Aceh.

Jalan ini berlokasi di kawasan Kampung Keramat atau dari arah Peunayong menuju simpang empat jalan Syiah Kuala.

7. Mr. Teuku Mohammad Hasan
Mr. Teuku Mohammad Hasan atau juga ditulis Teuku Muhammad Hasan (4 April 1906 – 21 September 1997) adalah Gubernur Provinsi Sumatra pertama setelah Indonesia merdeka dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1948 hingga tahun 1949 dalam Kabinet Darurat. Selain itu ia adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia.

Jalan ini terletak di kawasan Batoh.

8. Teuku Nyak Arif
Teuku Nyak Arif adalah Pahlawan Nasional Indonesia. Ia juga merupakan Residen/gubernur Aceh yang pertama periode 1945–1946. Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, saat Volksraad (parlemen) dibentuk, Teuku Nyak Arif terpilih sebagai wakil pertama dari Aceh.

Dia dilahirkan di Ulèë Lheue, Kutaraja (sekarang Banda Aceh) pada tanggal 17 Juli 1899. Ayahnya adalah seorang Ulèë Balang bernama Teuku Nyak Banta, ibunya bernama Cut Nyak Rayeuk. Kedudukan Teuku Nyak Banta adalah sebagai Panglima Sagi 26 Mukim wilayah Aceh Besar. Teuku Nyak Arief merupakan anak yang ke 3 dari 5 bersaudara.

Jalan Teuku Nyak Arif terletak di kawasan Jeulingke dan sekitar. Perkantoran di jalan ini di antaranya Kantor Gubernur Aceh, Mapolda Aceh, Dinas Syariat Islam dan lainnya.

9. Teuku Cut Ali
Teuku Cut Ali dilahirkan di Desa Kuta Baro, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, tahun 1795. Ayahnya, Teuku Cut Hajat, ibunya Nyak Puetro. Teuku Cut Ali, salah satu keturunan Raja Trumon.

Kakeknya, Teuku Nyak Dhien, Raja keenam yang pernah memimpi Kerajaan Trumon.Trumon, merupakan salah satu daerah termasyur dan makmur di Wilayah Aceh Selatan. Itu disebabkan, karena Kerajaan Trumon, merupakan sembilan dari kerajaan Aceh yang memiliki Cap Sikureng (Cap Sembilan). Trumon, mempunyai mata uang sendiri dan tidak saja diakui di Aceh, tapi juga dunia.

Sejak kanak-kanak, Teuku Cut Ali, sudah memiliki bakat seorang pejuang. Itu, terlihat dari sikapnya yang tegas dan setia kepada teman. Teuku Raja Angkasah, merupakan teman akrab Teuku Cut Ali, mereka sama-sama berjuang melawan Belanda di medan perang. Saat usia 18 tahun, Teuku Cut Ali, sudah ikut berperang melawan Belanda.

Jalan Cut Ali terletak di kawasan Pasar Aceh.

Nama-nama pahlawan di atas merupakan contoh dari beberapa pahlawan yang diabadikan menjadi nama jalan di Banda Aceh. Dengan memberikan nama jalan sesuai dengan nama pahlawan, kita dapat mengenang jasa-jasa mereka dan memperkuat rasa kebanggaan akan sejarah dan budaya Aceh.

Exit mobile version