Penghulu KUA Kuta Malaka Bagi Tips Rawat Pernikahan Supaya Langgeng, Apa Saja?

Ramadhan
Muhammad Nasril (foto: istimewa)

Aceh Besar – Penghulu Ahli Muda KUA Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, Muhammad Nasril menjadi narasumber dalam acara Sekolah Keluarga Samara (SAMARA) yang diinisiasi Forum Dakwah Perbatasan. Nasril membagikan tips agar pernikahan langgeng dan juga ikhtiar merawat pernikahan.

Kegiatan yang diikuti puluhan calon pengantin itu berlangsung di Aula TP PKK Aceh di Banda Aceh, Sabtu, 24 Februari 2024. Para peserta antusias menanyakan berbagai hal terkait pernikahan.

Ia mengatakan, salah satu hal terpenting untuk menjaga keharmonisan dan kebahagiaan dalam rumah tangga yaitu bermuamalah dengan baik antara suami istri. Menurutnya, muamalah yang baik dengan pasangan dapat membantu dalam menjaga komunikasi yang efektif dan membangun kepercayaan serta membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin terjadi di dalam rumah tangga.

“Dengan baiknya muamalah juga dapat membantu menjaga hubungan yang saling menghargai antara suami istri. Dalam pernikahan sangat penting komitmen, menerima pasangan masing-masing apa adanya, dengan bersyukur dan bersabar, kemudian menjalaninya bersama,” ungkapnya.

Di era perkembangan digital, kata Nasril, banyak hal positif yang bisa didapatkan, namun di sisi lainnya para calon pengantin jangan sampai terbuai dengan beragam konten pernikahan yang menggambarkan sisi keindahannya semata.

Baca Juga:   Sakit Saat Berlayar ke China, ABK Kapal Kargo Dievakuasi ke Banda Aceh

“Jangan mau menjadi korban kata-kata romantis konten medsos atau cerita indah dalam novel, sehingga yang terbayang indahnya saja, tapi jangan juga dibayangkan yang KDRT, perceraian dan hal-hal buruk lainnya. Namun lebih dari itu, pernikahan bisa lebih indah dan juga bisa sebaliknya, karena ia sangat tergantung kepada orang yang menjalaninya,” kata mahasiswa S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

“Dalam menjalani kehidupan rumah tangga, adakala senang dan ada kala susah. Maka perlu seni dan bekal ilmu dalam menjalaninya,” ujar Nasril lagi.

Menurut mantan Kasubbag Inmas Kanwil Kemenag Aceh ini, salah satu cara untuk mencapai keluarga yang ideal dibutuhkan pendalaman ilmu pernikahan bagi calon pengantin. Sehingga, menurutnya, dengan bekal ilmu tersebut para calon pengantin akan mengetahui hak dan kewajiban mereka dalam menjalani rumah tangga.

“Maka kegiatan Sekolah Keluarga SAMARA ini sangat penting dalam membekali calon pengantin dalam membangun pernikahan yang ideal,” ujar Nasril.

Baca Juga:   Ngaku Cari Kebebasan, Remaja Aceh Besar Kabur dari Rumah

Menurut Alumni Universitas Al Azhar Mesir ini, dalam membangun rumah tangga dibutuhkan sikap rasa saling percaya, keterbukaan, dan juga pondasi yang kokoh yaitu dengan agama.

“Menikah ibarat membangun rumah baru yang tenang dan nyaman, atapnya dibangun dengan cinta dan kasih sayang, dindingnya terbuat dari keterbukaan, saling memahami dan pondasi utama adalah agama dan taqwa,” katanya.

Lebih lanjut, kata Nasril, pernikahan bukanlah sebuah kompetisi, sehingga saat terjadi perdebatan dan perbedaan pendapat dalam rumah tangga tidak perlu mencari siapa yang benar dan yang salah.

“Sejatinya dalam pernikahan tidak ada istilah kompetisi, tidak ada istilah siapa yang kalah dan menang. Suami istri kedudukannya sama, hanya saja punya hak dan tanggung jawab yang berbeda-beda,” ujarnya.

“Bermuamalah dengan pasangan itu ibarat pakaian. Sangat dekat dan saling membutuhkan. Kita harus memperlakukan pasangan kita dengan baik, dengan lemah lembut, dengan penuh kasih sayang dan penuh cinta,” katanya lagi.

Baca Juga:   Ratusan Pelajar di Banda Aceh Antusias Ikut Sosialisasi Kekayaan Intelektual 

Nasril juga menjelaskan, pilar membangun keluarga harmonis di antaranya, adanya saling pengertian, saling menerima kenyataan dan saling melakukan penyesuaian diri. Selain itu, menurutnya, perlu memupuk rasa cinta, melakukan asas musyawarah, suka memaafkan, dan berperan serta untuk kemajuan bangsa.

“Ketika ada masalah-masalah dalam rumah tangga diselesaikan, menggunakan konsep kaidah Fiqh, addhararu yuzal, segala kemudharatan dan hal hal yang dapat menghancurkan rumah tangga harus dihilangkan. Kemudian kalau ada hal yang terasa sulit untuk diselesaikan dengan kata-kata, mungkin itu tandanya adalah kita harus memperbanyak sujud di hadapan Allah. Bangun tahajud, berdoa kepada Allah, semoga masalah selesai, keutuhan rumah tangga dan tentunya sakinah mawaddah wa rahmah,” ujar Nasril.