Masjid Giok, Destinasi Wisata Religi di Bumi Rameune

Masjid giok
Foto: istimewa

Nagan Raya – Traveler ke Nagan Raya, Aceh ada satu tempat menarik dikunjungi. Di daerah berkunjung Bumi Rameune ini, berdiri kokoh masjid terbuat dari batu giok. Unik!

Masjid Agung Baitul A’la, namanya. Namun masyarakat setempat lebih mengenal masjid ini dengan sebutan Masjid Giok. Terletak di Kompleks Perkantoran Suka Makmur, Nagan Raya, rumah ibadah ini diresmikan pada Jumat 16 September 2019 lalu.

Masjid bergaya khas timur tengah ini memiliki nuansa berbeda ketika berada di dalamnya. Desain interior dan ukiran ornamennya sangat memanjakan mata.

Pengunjung akan merasa nyaman ketika berada di dalam masjid. Jajaran keramik dengan perpaduan warna biru tua, biru muda, cokelat, hijau dan kehitaman menjadi daya tersendiri.

Wisatawan yang berkunjung ke masjid ini akan menemukan nuansa berbeda. Sejak diresmikan, keberadaan masjid berukuran 75 meter x 47,5 meter ini menjadi daya tarik bagi masyarakat yang melintas di daerah tersebut. Kebanyakan warga memilih melaksanakan ibadah salat fardhu di masjid tersebut sebelum melanjutkan perjalanan.

Baca juga: Jaboi, Destinasi Wisata Gunung Api di Sabang

Masjid terdiri dari dua lantai untuk shalat, satu lantai basement untuk tempat wudhu’ dan parkir ini juga ramai dikunjungi wisatawan yang ingin mengabadikan momen berada di sana. Ketika masuk ke masjid, suasana adem langsung terasa. Maklum, lantai dan sebagian dinding masjid terbuat dari batu giok.

Baca Juga:   Mau Libur Akhir Pekan Berkesan? Simak 6 Tips Ini

Pemakaian batu giok membuat masjid ini menjadi ikon baru di Nagan Raya. Pada bulan Ramadan, banyak masyarakat memilih menunggu waktu berbuka puasa dengan bertamasya ke masjid yang dapat menampung 5.600 orang jamaah.

Setiap hari, ratusan orang berkunjung ke masjid ini untuk sekadar berswafoto ataupun melihat langsung keindahan masjid yang dibuat selama 12 tahun itu. Masyarakat mengabadikan momen berada di masjid untuk dipamerkan di media sosial.

Masjid kebanggaan masyarakat Nagan Raya itu diresmikan Jamin Idham saat masih menjabat Bupati Nagan Raya. Jamin mengatakan, meski masjid telah diresmikan, namun masih ada beberapa bagian yang perlu dilanjutkan pembangunannya.

“Selama 12 tahun membangun Masjid Giok banyak hal yang menjadi kendala, mulai persoalan lahan, minimnya anggaran dan sebagainya. Namun, semua tantangan itu dapat diatasi sehingga pembangunannya dapat diselesaikan dengan baik,” kata Jamin beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan, batu giok yang dipakai di masjid ditambang dari Pegunungan Singgah Mata, Kecamatan Beutong, Nagan Raya. Daerah tersebut terkenal dengan potensi giok cukup besar serta sangat berkualitas.

Baca Juga:   Rawa Singkil Aceh Kehilangan 1.324 Ha Tutupan Hutan, Ini Dampaknya

Giok sendiri merupakan salah satu jenis batu permata berwarna hijau di dalamnya terdiri dari banyak unsur mineral yang telah ditemukan dan digunakan oleh bangsa timur selama beribu-ribu tahun lalu. Batu giok menjadi batu paling diminati dalam hal perhiasan, medis dan juga keunikannya sehingga batu ini juga mempunyai banyak model tergantung pada saat batu itu diasah dan dibentuk.

Dalam sejarahnya, batu giok adalah satu-satunya jenis batu permata yang diasah dan dibentuk dalam banyak ukuran dan model. Kembali ke Masjid Giok, proses pengolahan giok yang dipakai di masjid ditangani tenaga ahli dari Tulung Agung, Jawa Timur. Lokasi pengolahannya berjarak sekitar 500 meter dari masjid.

“Batu giok Nagan Raya sudah terkenal dimana-mana dan banyak pihak yang meliriknya. Karena itu, saya sudah perintahkan untuk dipatenkan, supaya tidak ada pihak-pihak yang ingin menguasai sumber daya alam kita,” jelas Jamin.

Baca juga: Pj Gubernur Ikut Konvoi Bareng Peserta Aceh Vespa Festival 2023 

Masjid Giok mulai dibangun Pemerintah Kabupaten Nagan Raya pada 2010 lalu ketika daerah itu dipimpin Bupati T Zulkarnaini bersama Wakil Bupati M Kasem Ibrahim.

Baca Juga:   Ziarahi Makam Teungku Syeh Tuan Dilungkeung, Iswanto Janji Akan Jadikan Cagar Budaya

Proses pembangunan dilanjutkan Zulkarnaini pada periode kedua saat berpasangan dengan Jamin Idham sebagai Wakil Bupati. Setelah masa jabatan habis pembangunan dilanjutkan Jamin yang terpilih sebagai bupati bersama Chalidin Oesman sebagai wakil bupati.

Batu giok yang digunakan untuk melapisi lantai, sebagian dinding dan tiang dalam masjid dari jenis jadeit, nephrit dan serpentin atau black jade (giok hitam), termasuk untuk pembuatan batu prasasti.

Jamin memiliki harapan agar pemimpin Nagan Raya melanjutkan pembangunan Masjid Giok hingga selesai sempurna. Masjid itu menjadi ikon Nagan Raya serta mengembangkannya menjadi Kompleks Islamic Center yang komprehensif.

“Saya menitip pesan serta mengajak seluruh masyarakat, terutama yang berada diseputaran Masjid Agung Baitul A’la, mari kita makmurkan masjid ini setiap waktu,” ujarnya.