Tim Pidie Adventure Kibarkan Merah Putih di 17 Gua

Pengibaran bendera merah putih di gua
Foto: istimewa

Sigli – Tim Pidie Adventure mengibarkan bendera Merah Putih dan menelusuri 17 gua di Kabupaten Pidie. Kegiatan dalam rangka memeriahkan HUT ke-78 RI tersebut itu digelar di dua kecamatan yakni Muara Tiga dan Batee.

Ekspedisi dengan tajuk 17 Cave Expedition Merah Putih 2023 bertujuan untuk mengibarkan bendera merah putih dan menelusuri 17 gua di dua kawasan karst pesisir laut Pidie itu. Diketahui, kawasan karst berfungsi sebagai kantong penyimpan cadangan air bersih dan daerah penyerapan karbon dunia, sehingga wajib kita lindungi ekosistemnya.

Tim Pidie Adventure sendiri terdiri dari 17 personel dari berbagai komunitas pemuda, di antaranya mahasiswa pencinta alam Jabal Everest Unigha Sigli, Mapala Cempaga Stikes MNI Sigli, Racana Pramuka Unigha Sigli, Vertical Rescue Indonesia Aceh, pegiat alam bebas, komunitas Seni dan Komunitas Perfilman serta Design Grafis Sigli dan Fotografer di Pidie.

Baca juga: Warga Pidie Yuk Serbu Operasi Pasar, LPG 3 Kg Dijual Rp 18 Ribu

Baca Juga:   Polisi Dihadang Warga Saat Tertibkan Tambang Emas Ilegal di Nagan Raya

Ketua Tim Pidie Adventure, Fakhrurreza, mengatakan tim berhasil menyelesaikan misi dalam jangka waktu 10 hari, 7 hari lebih cepat dari perencanaan awal yakni 20 hari, dengan estimasi waktu, satu hari satu Goa dan waktu cadangan selama 3 hari.

“Alhamdulillah kami berhasil mengambil data awal 17 gua dan membentangkan merah putih di semua gua tersebut,” kata Fakhurreza.

Adapun sistem yang digunakan dalam penelusuran yakni bottom to top atau dari mulut gua menuju titik akhir. Output yang didapatkan dalam penelusuran kali ini, selain mengibarkan bendera merah putih, pendataan biodata hidup dan ornamen-ornamen gua yang masih aktif adalah tujuan utama kegiatan ini.

Dari penelusuran mereka, dari 17 gua yang didata, terdapat tiga gua yang tidak aktif atau 80 % ornamennya sudah mati yaitu Gua Rangkheum dan Sidoem di Kecamatan Muara Tiga dan Gua Tok Ara di Kecamatan Batee.

“Gua di Laweung (Muara Tiga) mati karena tingginya paparan cahaya matahari dan Tok Ara karena tingginya aktifitas manusia, serta banyaknya kelelawar, sehingga membuat ornamen gua jadi mati. Gua yang kami data dan telesuri adalah gua-gua baru, tentu selain Gua Tujoeh, yang lebih dulu terkenal di Laweung (Muara Tiga),” ujarnya.

Baca Juga:   Pegadaian-Kejati Aceh Teken Kesepakatan Bersama Perkuat Penanganan Hukum

Adapun, biodata hidup yang sering dijumpai dalam gua-gua tersebut yakni jangkrik gua, tarantula, landak, kalajengking, kodok, kelelawar, milipede (kaki seribu) dan cacing gua.

Baca juga: Aceh, Surga Wisata di Ujung Barat Indonesia

Kadisparpora Pidie, Edy Saputra, mengatakan ekspedisi pengibaran bendera merah putih di 17 gua adalah kegiatan untuk memeriahkan HUT ke-78 RI. Pihaknya sengaja mengirim tim Pidie Adventure dari berbagai pemuda yang memiliki skill dibidang itu dalam penelusuran gua, sebagai wujud pengembangan skill pemuda Pidie dibidang geologi, khususnya speleologi (ilmu khusus gua).

Dia mengungkapkan, kegiatan tersebut hasilnya akan dijadikan bahan telaah dinas sebagai kajian dasar guna pembangunan Geowisata atau wisata gua.

“Kami menggaet stakeholder, khususnya pemuda Pidie yang memiliki skill dibidang itu, nanti mereka yang akan mempresentasikan, mana gua yang harus dikonservasikan atau dilindungi, mana gua yang cocok untuk dikembangkan menjadi potensi wisata,” terangnya.

Baca Juga:   Kadis Sosial Banda Aceh Meninggal Dunia

Gua ditelusuri juga berdekatan dengan pantai Lhok Mamuni, Batee yang menjadi target pembangunan wisata bahari oleh Pj. Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto.

“Jadi pogram ini bagian dari mendukung terciptanya pembangunan wisata bahari di Lhok Mamuni, jadi selain wisata laut, kawasan tersebut juga miliki wisata gua atau geowisata. Jadi atraksi wisata yang dijual semakin kaya akan daya tarik wisatawan,” pungkasnya.