FUQAHA: Tak Elok Nongkrong di Warkop hingga Larut Malam

Nongkrong di warkop tengah malam tak elok

Banda Aceh – Forum Ukhuwah Qari dan Hafizh Aceh (FUQAHA) mendukung edaran gubernur terkait penguatan Syariat Islam di Aceh. Dia menilai tidak elok nongkrong di warung kopi hingga larut malam terlebih perempuan.

“Sebagai orang tua dan masyarakat yang terdidik, kita pastilah merasa janggal dan sungguh tak elok dipandang kala melihat anak-anak muda kita masih berlarut-larut duduk di warung kopi untuk alasan apapun. Adat masyarakat Aceh yang seharusnya kita jaga adalah di atas jam 12 malam semua orang harus kembali ke rumahnya untuk berkumpul bersama keluarga, alangkah miris saat ini terjadi, bahkan anak-anak gadis dan perempuan juga bereforia dalam kelalaian sampai akhir malam duduk-duduk di warung kopi, yang mana keadaan ini dipandang sangat tabu oleh adat istiadat kita dahulu,” kata Ketua FUQAHA, T. Mardhatillah dalam keterangannya, Rabu (23/8/2023).

Baca Juga:   Operasi Patuh Seulawah Berhasil Tingkatkan Kepatuhan Masyarakat dalam Berlalu Lintas

Baca juga: Pj Gubernur Larang Warkop Buka di Atas Jam 12 Malam

Menurut Mardhatillah, edaran tersebut tidak dibuat untuk menghancurkan geliat ekonomi masyarakat seperti yang disebutkan beberapa pihak selama ini.

“Khusus mengenai pembatasan jam operasional warung kopi, FUQAHA merasa memang perlu diatur, untuk menghindari terjadinya peluang peluang pelanggaran ketentuan syariat Islam dan pelanggaran aturan adat istiadat kita yang beradab, hanya saja mekanisme yang perlu diatur tidak langsung fokus harus tutup warkop pada jam tersebut,” jelasnya.

Baca Juga:   Susah Bangun Pagi? Ikuti 7 Tips ini

Dia menilai edaran tersebut sebagai bentuk kemaslahatan. Selain itu, pihaknya juga setuju jika pembatasan tersebut tidak dibuat umum untuk semua warung kopi.

Baca juga: Warga Diminta Bijak Sikapi Larangan Warkop Buka di Atas Jam 12 Malam

“Ada tempat-tempat tertentu di mana warung kopi memang perlu dibuka 24 jam, seperti di kawasan terminal dan pusat pusat perbelanjaan, karena itu memang kebutuhan yang harus kita penuhi juga,” jelasnya.

Dia meminta para pengusaha warkop menanggapi SE tersebut dengan hati lapang.

“Jika kita meniatkan menutup usaha kita demi untuk menghindari kemudharatan, maka yakinlah Allah akan memberikan keberkahan dalam berapapun rezeki yang kita dapat, bukankah jumlah rezeki itu memang telah Allah tetapkan kadarnya masing masing orang pasti berbeda beda, “tuah meubagi bagi, raseuki meujumba jumba,” ujarnya.